JAKARTA, KOMPAS.com – Beredar di media sosial video yang menampilkan rombongan pengendara motor besar (moge) menerobos lampu merah di perempatan RSUD Sragen. Rekaman tersebut diunggah oleh akun Instagram @infojabodetabek24_, Jumat (9/5/2025), terlihat sejumlah pengendara moge melintasi perempatan saat lampu lalu lintas masih merah dengan pengawalan dari pihak kepolisian. Terkait kejadian ini, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sragen, Iptu Kukuh Tirto Satrio Leksono, mengatakan bahwa konvoi tersebut tidak dikawal oleh personel Satlantas Sragen.
“Kami sudah mencari tahu, karena itu kan menggunakan Moge BMW 1200. Nah, Sragen tidak punya kendaraan itu. Kami hanya mempunyai Yamaha Diversion,” ujar Kukuh, dikutip dari Kompas.com, Jumat (9/5/2025). Dari hasil penelusuran identifikasi pelat nomor, diketahui bahwa petugas pengawalan tersebut berasal dari luar wilayah Sragen.
Video tersebut menyulut komentar netizen yang menyudutkan para pengendara moge. Sebagian menilai pengendara moge bertindak arogan dan tak taat aturan. “Harley emang di mana mana sama ges,” tulis komentar akmal.rafa. “Apa urgensinya sampai melanggar rambu? Klo hanya touring bisa toh tertib rambu,” tulis akun iksw_05. “Lu punya duit lu punya kuasa,” tulis komentar pradan_28. Training Director Safety Defensive Consultant, Sony Susmana, mengungkapkan, fungsi dari pengawalan adalah memberikan keamanan dan kelancaran. Kedua hal tersebut tidak hanya untuk rombongan tetapi juga lingkungan. “Pengawalan bukan berarti harus memberikan prioritas saja, tapi juga mematuhi rambu-rambu yang berlaku,” ujar Sony
Jika mengacu pada video tersebut, maka pengawalan dinilai terlalu memaksakan, tidak aman dan rawan tabrakan. “Terutama dipersimpangan yang merupakan titik temu bermacam-macam kendaraan. Penutupan jalur harus dilakukan secara bekerjasama antara aparat baik yang di motor maupun yang di lapangan. Hal ini tidak mudah karena tidak semua pengendara paham,” ucapnya.